Fakta Dan Keunikan Ayam Hutan Hijau (Ayam Alas Jawa)

Ayam hutan hijau (Gallus varius), juga dikenal dengan sebutan ayam alas Jawa, merupakan salah satu jenis burung yang termasuk dalam keluarga ayam, puyuh, merak, dan sempidan. Ayam ini diyakini sebagai nenek moyang sebagian ayam peliharaan yang terdapat di Nusantara. Ayam hutan hijau juga disebut dengan banyak sekali nama di berbagai daerah, salah satunya adalah ayam alas di Jawa.


Ayam hutan hijau memiliki ukuran yang besar, dengan panjang tubuh jantan sekitar 60 cm dan betina sekitar 42 cm. Jantan memiliki jengger berwarna merah dengan tepian yang bulat, sedangkan bulu-bulu leher, tengkuk, dan mantel berwarna hijau berkilau dengan tepian hitam yang mirip sisik ikan. Bulu-bulu penutup pinggul berwarna kuning keemasan dengan tengah berwarna hitam. Ayam betina lebih kecil dengan warna kuning agak coklat dan memiliki garis-garis serta bintik hitam.

Ayam hutan hijau biasanya menghuni wilayah terbuka, perbukitan, dan tepi hutan. Mereka juga dikenal sebagai ayam alas di Jawa, mengingat habitat alaminya yang seringkali terletak di hutan-hutan Jawa. Mereka mencari makanan seperti biji-bijian, pucuk rumput, dedaunan, serangga, serta hewan kecil seperti tikus, cacing, kodok, dan kadal kecil. Ayam alas Jawa sering terlihat berkumpul dalam kelompok kecil saat mencari makanan di dekat hewan besar seperti kerbau atau sapi.

Pada malam hari, ayam hutan hijau biasanya tidur di rumpun bambu, semak-semak, atau daun palem yang berada di atas tanah. Mereka membuat sarang sederhana di atas tanah berlapis rumput atau di dalam semak atau rumput tinggi. Ayam betina bertelur sebanyak tiga hingga empat butir telur berwarna keputih-putihan.

Salah satu keunikan ayam hutan hijau, atau ayam alas Jawa, adalah kemampuannya dalam terbang. Anak ayam hutan mampu terbang untuk menghindari bahaya dalam beberapa minggu saja, sedangkan ayam dewasa dapat terbang secara vertikal ke cabang pohon yang dekat dalam ketinggian 7 meter atau lebih. Mereka juga dapat terbang secara horizontal hingga beberapa ratus meter, bahkan diyakini dapat terbang dari pulau ke pulau yang berdekatan melintasi laut.

Ayam jantan memiliki suara kokok yang khas pada pagi dan petang hari, dengan suara yang nyaring dan sengau. Suara kokok ini sering diikuti atau disambut oleh ayam jantan lainnya yang tinggal di sekitar. Ayam betina memiliki suara yang lebih kecil dan nyaring saat pagi hari ketika akan keluar dari tempat tidurnya.

Ayam hutan hijau, atau ayam alas Jawa, memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan ayam hutan merah (Gallus gallus), yang memiliki sebaran yang lebih luas dari Himalaya, Tiongkok selatan, Asia Tenggara, hingga Sumatra dan Jawa. Ayam hutan hijau sendiri tersebar di Jawa, Bali, dan pulau-pulau Nusa Tenggara.

Ayam hutan hijau berbiak antara bulan Oktober-Nopember di Jawa Barat & lebih kurang Maret-Juli pada Jawa Timur. Sarang dibentuk secara sederhana pada atas tanah berlapis rumput, dalam lindungan semak atau rumput tinggi. Telur tiga-4 buah berwarna keputih-putihan.

Tak misalnya keturunannya ayam kampung, Ayam-hutan Hijau pintar terbang. Anak ayam hutan ini sudah mampu terbang menghindari bahaya dalam beberapa minggu saja. Ayam yg dewasa sanggup terbang seketika dan vertikal ke cabang pohon pada dekatnya dalam ketinggian 7 m atau lebih. Terbang mendatar, Ayam-hutan Hijau mampu terbang lurus sampai beberapa ratus meter; bahkan diyakini bisa terbang menurut pulau ke pulau yg berdekatan melintasi laut.

Pagi & petang hari, ayam jantan berkokok dengan suaranya yg spesial , nyaring sengau. Mula-mula bersuara cek-kreh.. Berturut-turut beberapa kali seperti bunyi bersin, diikuti dengan bunyi cek-ki kreh.. 10 ? 15 kali, dengan jeda saat beberapa sampai belasan dtk, semakin usang semakin panjang jedanya. Kokok ini umumnya segera diikuti atau disambut oleh satu atau beberapa jantan yang tinggal berdekatan. Ayam betina berkotek mirip ayam kampung, dengan bunyi yg lebih kecil-nyaring, pada pagi hari waktu akan keluar tempat tidurnya.

Ayam hutan hijau adalah kerabat dekat leluhur ayam peliharaan, ayam hutan merah (Gallus gallus). Ayam hutan merah yg menyebar luas mulai berdasarkan Himalaya, Tiongkok selatan, Asia Tenggara, sampai ke Sumatra dan Jawa. Pada pihak lain, ayam-hutan hijau beredar pada Jawa, Bali & pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya.

Ayam hutan berdasarkan Jawa Timur dikenal menjadi sumber tetua buat membuat ayam bekisar. Bekisar merupakan persilangan antara ayam hutan hijau dengan ayam kampung. Bekisar dikembangkan orang buat menghasilkan ayam hias yg indah bulunya, dan terutama buat mendapatkan ayam menggunakan kokok yg spesial . Karena suaranya, ayam bekisar dapat mencapai harga yang sangat mahal. Bekisar juga sebagai lambang fauna wilayah Jawa Timur.

Post a Comment

0 Comments